trying
to reach
the future
tag please or die

kikih says hi



Hello my name is Rizky Amelia, but peeps call me Kikih. Now I'm studying at The London School Of Public Relations, Jakarta. Majored in Mass Communication. Now I'm in semesters six. And this is a blog for all the tasks I have done while studying at LSPR.

click : Blog Twitter Facebook Myspace Plurk Tumblr
affiliates

Photobucket Aji Virna Photobucket Aliza Photobucket Anggita Photobucket Annisa Photobucket Baiti PhotobucketBakti PhotobucketDanar Photobucket Elvira Photobucket Fitri PhotobucketGleno Photobucket Intan Photobucket Maya
Photobucket Laura Photobucket Nadea Photobucket Nadya Photobucket Okti Photobucket Rita Photobucket Sally Photobucket Tasya Photobucket Yohana Photobucket Yossefina PhotobucketVicky
Wednesday, April 7, 2010 @ 9:24 AM
Investigate Reporting - Sisi Lain Jalan Kebon Sirih
Sisi lain jalan kebon sirih


Sepintas tidak ada yang berbeda dari Gang kecil yang hanya dapat dilalui oleh 1 buah mobil ini. Namun apabila ditelusuri, ada yang menarik disisi kanan dan kiri jalan tersebut. Pengunjungnya pun beragam, dari warga local, pejabat hingga turis asing.

Pria berkumis itu bernama Bapak Rahmat. Ia adalah salah satu penjual barang antic didaerah tersebut. Apabila ditelusuri, toko milik Bapak Rahmat inilah yang paling besar diantara toko-toko barang antic yang lain. Sudah jelas barang-barang yang ia jual pun lebih lengkap dan beragam.

Sudah hampir 27 tahun ia berdagang barang-barang antic. Tidak tanggung-tanggung, ia mencari barang antic tersebut ke seluruh propinsi Indonesia. Tidak hanya mendatangi langsung, kadang ada juga yang menjual barang antic itu pada pak Rahmat.
Akses internet pun tidak luput dari perhatiannya. Pak Rahmat sangat rajin mencari tahu barang-barang antic apa saja yang dijual melalui internet.

Barang antic yang biasa ia jual antara lain keris, patung-patung antic, guci, lukisan, kursi dan meja makan antic, topeng-topeng, cincin, kalung, dan lain sebagainya.

Bisnis ini sangat menggiurkan, ungkap pak Rahmat. Bagaimana tidak, harga yang ditawarkan untuk satu buah barang antic berukuran kecil saja bisa mencapai Rp.350.000.000. untuk barang antic berukuran besar harganya bisa mencapai 1 Milyar. Harga yang sangat fantastis.

Harga barang-barang antic itu tidak luput dari asal-usul barang tersebut. Semakin sulit didapat, semakin antic dan semakin langka, semakin mahal pula harganya.
Namun, pria berumur kira-kira 35 tahun ini mengaku kalau barang-barang antiknya ia jual tidak kesembarang orang. “saya liat-liat dulu siapa yang mau beli. Kalau orangnya punya kekuasaan atau pejabat, baru saya lepas. Apalagi untuk barang antic yang harganya Rp.500.000.000 keatas, harus hati-hati.” Begitu ujarnya.

Alasannya karena dulu waktu pemerintahan dibawah kekuasaan Soeharto, ia bebas menjual-belikan barang antic, terutama arca-arca candi. Tapi sekarang sudah berbeda, tidak semua barang antic dapat diperdagangkan dengan bebas, apalagi arca-arca candi yang sekarang sudah dilindungi.

Kalau barang antic yang harganya selangit itu dijual kesembarangan orang, ia takut akan bermasalah. Tetapi kalau dijual pada orang yang mempunyai kekuasaan akan jauh lebih aman. Begitu ungkapnya.

Para turis asing pun tidak mau kalah, mereka juga sering bertandang ke toko barang antik pak Rahmat yang buka setiap hari, kecuali hari raya umat islam. Toko ini buka dari jam 10 hingga 8 malam.

Pengalaman unik lain yang dirasakan pak Rahmat selama berjualan barang-barang antic adalah unsur-unsur mistis yang berasal dari barang-barang antic tersebut. Pak Rahmat sendiri pun sudah pernah mengalaminya.

“yah namanya juga barang antic, bisa dibilang barang keramatlah, pasti ada penunggunya. Saya udah ngerasain. Tapi ya saya sih percaya adanya allah, saya juga tidak mau ambil pusing sama keberadaan mereka. Alamnya saja sudah beda, saya percaya kok selama kitanya nggak ganggu mereka, mereka juga pasti nggak akan ganggu kita.” Begitu ungkapnya.
back to top?
monthly archive

April 2010
recent entries

Investigate Reporting - Pedagang Pasar Baru PR - Media Planning Cultural Anthropology - Kebudayaan Tana Toraja Masalah kebudayaan nasional dalam perspektif Global New Ego dan Old Ego memilih refleksi dibanding reaksi Professional Studies - Pidato Writing & Reporting coursework Pernikahan beda agama kode etik jurnalistik
LAYOUT BANNER COLORS MINIICONS